Cinta atau Nafsu
Banyak faktor yang membuat rasa cinta tumbuh. Seiring dengan
perjalanan cinta, rasa cinta dan nafsu pun susah dibedakan. Jadi bagaimana Anda
tahu apakah itu cinta atau nafsu
Seorang Antropolog dari Rutgers University, Professor Helen
Fisher, menjelaskan cinta dan nafsu itu berbeda. Nafsu dapat muncul seiring
perjalanan cinta seperti dikutip dari howstuffworks.
Fisher mengatakan, antara cinta dan nafsu ada komponen
emosional dan fisiologis yang berbeda.
Romantisme dan perasaan cinta seseorang
mendorong dopamin dan kadar serotonin, yang menyebabkan perasaan gembira dan
hilangnya nafsu makan. “Ketika kita sampai ke titik perasaan tersebut dan makin
panjangnya jangka percintaan, tubuh kita menghasilkan lebih banyak oxytocin
(dikenal sebagai “hormon cinta”).
“Sementara gairah seks dan nafsu untuk seks dapat datang
selama proses percintaan yang dihasilkan oleh kadar testosteron yang meningkat,
baik pada pria maupun wanita. Semakin tingginya kadar testosteron menginspirasi
perasaan yang terfokus pada perhatian dan gairah seksual,” jelasnya.
Umumnya, lanjut Fisher, perasaan cinta itu muncul dari daya
tarik seseorang. Kaum pria cenderung jatuh cinta dengan wanita dari wajahnya
yang cantik. Sementara kaum wanita lebih tertarik dengan pria yang berdompet
tebal.
“Kita cenderung memilih pasangan yang memiliki daya tarik
dengan tingkat yang sama. Dari sudut pandang evolusi, ini masuk akal karena
pria ingin memperbaiki keturunan mereka sementara wanita mencari pria yang
dapat membantu mereka untuk menyokong kebutuhan anak-anak mereka,” ujarnya.
Lalu apakah usia mempengaruhi keinginan untuk seks
“Laki-laki muda memiliki testosteron 10 kali lebih pada awal 20-an, dan ini
adalah puncak dorongan seks mereka. Di sisi lain, dorongan seksual untuk wanita
saat berusia akhir 20-an dan awal 30-an,” ujarnya.
Professor Helen Fisher mengatakan ;"Semakin menurunnya tingkat testosteron pada pria cenderung membuat
mereka lebih mengasihani. Sebaliknya, dengan menurunnya tingkat estrogen pada
wanita seiring dengan usia, mereka akan menjadi lebih tegas. “Ini ada
hubungannya dengan kenyataan bahwa proporsi testosteron dalam sistem wanita
memainkan peran yang lebih besar layaknya estrogen.